• Mengejar matahari terbit agar dapat menyaksikan lumba-lumba di laut lepas
  • Pantai ini telah diakui keindahannya oleh UNDP
  • DESKRIPSI GAMBAR 3
  • DESKRIPSI GAMBAR 4
Selasa, 31 Januari 2012

Tips Nyaman Naik Pesawat


Biar perjalanan anda menggunakan pesawat makin nyaman, yuk kita lihat apa saja sih yang sebaiknya dilakukan ketika mau naik pesawat?
  • Untuk penerbangan domestik datang paling tidak 1,5 jam dari jadwal , jangann lupa siapkan kartu identitas dan tiket di tempat yang mudah dijangkau. Apabila pembelian tiket menggunakan kartu kredit, ada baiknya siapkan kartu kredit juga, beberapa maskapai biasanya melakukan cek.

  • Pastikan tas yang kamu bawa ke kabin pesawat (handbag) kamu memenuhi persyaratan dari airline, tidak lebih dari 7kg dan tidak membawa benda2 yang dilarang.



  • Matikan handphone, baik ketika di ruang tunggu maupun di atas pesawat. Ini yang seringkali lalai dilakukan para penumpang, akibatnya frekuensi signal telepon genggam bisa mengganggu transmisi pewasat.

  • Duduk sesuai tiket, letakkan barang bawaan di bagasi atas, bawah kursi atau tempat lain yang direkomendasikan oleh awak kabin.

  • Duduk dengan nyaman dan kenakan sabuk pengaman, terutama ketika take off dan landed. Jika bingung, ikuti instruksi sesuai yang diperagakan atau tanyakan pada awak kabin.

  • Mengunyah permen karet saat take off bisa membantu mengatasi rasa sakit di telinga akibat perbedaan tekanan lho! 
  • Atau tutup hidung dan mulut, lalu meniup udara keluar dari telinga. Untuk penerbangan internasional dalam waktu lama biasanya diberikan earphone selama perjalanan. 

  • Jika penerbangan lebih dari 3jam, ada baiknya bebaskan kaki dari sepatu dan istirahatkan badan. Cobalah untuk relaks dan tidur jika memungkinkan. 

  • Tak perlu terburu-buru keluar dari pesawat begitu pesawat mendarat, toh pesawat tak akan membawa anda terbang lagi bukan? 

  • Pastikan semua barang bawaan tidak ada yang tertinggal di pesawat ketika turun, salah satu alasan tidak boleh buru-buru 


Sumber : http://www.indo-ict.com dengan sedikit koreksi

PENGARUH SINYAL HANDPHONE TERHADAP PESAWAT TERBANG


Ketika sedang asyik browsing di situs Google.com demi mendapatkan bahan tulisan yang menarik untuk saya postingdiblog ini, saya menemukan sebuah tulisan menarik, yang disajikan di sebuah blog yang memfokuskan diri di bidang penerbangan dan segala pernak-perniknya.

Pada bagian prolognya, si pemilik blog manyatakan :

"Tulisan ini berasal dari sebuah milist, shg sudah tidak jelas lagi siapa penulisnya (jika ada yang merasa menulis ini saya minta ijin untuk dipublish disini. namun yang jelas tulisan ini sangat layak untuk diketahui" (http://hanif-pesawat.blogspot.com/)


sayapun mencoba mencari tahu asal muasal tulisan tersebut -dengan kembali browsing di google tentunya-, namun saya tidak juga mendapatkan sumber asli dari tulisan tersebut, yang saya dapatkan bahwa lumayan banyak blog dan member suatu forum yang memposting tulisan ini tanpa menyebutkan darimana mereka mengambil tulisan ini.

Adapun tulisan yang saya maksud adalah :

--------

Saya sedih mendengar terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisucipto.

Kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan. Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Langsung saya tanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunaka handphonedi dalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekuensi handphone dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.

Cerita ini langsung saya kaitkan dengan peristiwa diatas, kalau saya tidak salah mendengar mesin pesawat tiba-tiba mati pada saat mau mendarat. Mudah-mudahan peristiwa ini bukan akibat handphone penumpang. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk masyarakat yang sering bepergian dengan pesawat. (KOMPAS)

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:

Sekedar untuk informasi saja, mungkin rekan-rekan semua sudah mendengar berita mengenai kecelakaan pesawat yang baru "take-off" dari Lanud Polonia -Medan. Sampai saat ini penyebab kejadian tersebut belum diketahui dengan pasti.

Mungkin sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan handphone atau apapun istilahnya. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa handphone mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh handphone. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain:

Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja "take-off" dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal  handphone  terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah  handphone  di dalam  dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang "final approach" untuk "landing" di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Seperti kita tahu di Indonesia? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa   handphone  yang baru saja diaktifkan. 

Para "pelanggar hukum" itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance) terhadap kenyamanan orang lain.

Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang belum memahami tatakrama menggunakan handphone , disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudi pesawat terbang. Untuk itulah  handphone  harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat.

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng ,Indikator HSI(Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan di atas diakibatkan oleh handphone, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy. Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan handphone.

Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Untuk diketahui, handphone tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah handphone dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000> kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah handphone aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta).(Varis/ pertamina)

Sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama?

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki  handphone. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan  handphone selama di dalam pesawat terbang.

Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar.

-----

Demikianlah tulisan yang saya maksud, mudah-mudahan ada ilmu yang bisa diambil meskipun jalur periwayatan berita ini agak sedikit simpangsiur. Namun setidaknya, kaidah “mencegah mafsadat (kerusakan) lebih didahulukan daripada mengambil maslahat (kebaikan)” bisa kita terapkan pada kasus ini, wallau a’lam.

Di kutip dari : http://hanif-pesawat.blogspot.com/ dengan sedikit koreksi.

silakan baca pembahasan lain tentang sinyal Handphone di Pendapat Lain tentang Pengaruh Sinyal Handphone terhadap Peswat Terbang


Senin, 30 Januari 2012

E-Ticket


E-Tiket??? Apaan tuh???

Pada saat ini, mungkin kita akan sering mendengar istilah yang disebut dengan E-Tiket  alias Tiket Elektronik, terutama bagi mereka yang melakukan pemesanan Tiket secara On-line melalui situs maskapai maupun pemesanan Tiket melalui agen-agen tiket yang melayani pembelian tiket secara On-line.

Lantas, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan E-Tiket itu? Berikut adalah sedikit penjelasannya.


E-Ticket adalah salah bentuk pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan dalam melayani calon penumpang untuk menggunakan pesawat-nya dalam berpergian dengan cepat dan akurat. Apabila dibanding dengan tiket biasa yang bisa terdiri sampai 4 sampai dengan 6 halaman atau tergantung dengan kondisi penumpang yang menggunakan jasa penerbangan -semakin sering transit atau chek in,  akan semakin banyak jumlah halamannya-, maka bentuk tiket dari e-tiket bisa dibilang sangat sederhana, yaitu hanya terdiri dari selembar kertas yang mencantumkan secara lengkap mulai dari jadwal penerbangan, tanggal, tujuan serta peraturan lainnya. Hal ini dapat pula mendukung gerakan Go-green dan gerakan Paperless yang kini sedang digalakkan dalam menghadapi pemanasan global.

Selain ringkas dan mudah dalam memprosesnya, data yang tertera pada E-Tiket juga tercatat pada pusat data elektronik di pusat data perusahaan penerbangan yang penumpang gunakan, jadi data akan valid dan akurat dengan kondisi sebenarnya. Dengan E-Tiket penumpang tidak perlu membawa-bawa tiket ke airport. Apabila hilang, maka penumpang bisa mencetak ulang dan tidak memerlukan biaya tambahan alias gratis. Harga yang tertera sangat  jelas, tidak seperti tiket jenis lama, yang seringkali tidak terbaca tindasannya.

Dari sisi perusahaan penerbangan, adanya system E-Tiket ini juga dapat memperkecil biaya pelayanan, sehingga dapat sedikit menekan harga tiket, yang akhirnya dapat member keuntungan lagi bagi para penumpangnya.

Untuk chek-in dengan e-tiket, penumpang biasanya datang ke counter chek-in dan menunjukan kode booking atau kode komfirmasi. Bahkan untuk beberapa maskapai penerbangan, tidak lagi membutuhkan kode booking, selama reservasi dapat dipastikan dengan kartu identitas penumpang, setelah reservasi telah dikomfirmasi, penumpang dapat chek-in bagasi dan diberikan boardingpass.

E-tiket saat ini sudah diaplikasikan pada beberapa Maskapai penerbangan, diantaranya : Garuda Indonesia, Airasia, Mandala-air, Citilink, Batavia-air juga Lion Air.

sumber : PDF artikel www.pointblue.biz dengan sedikit perubahan.

Bepergian Dengan Pesawat




Bila ingin melakukan perjalanan atau petualangan ke suatu daerah di tanah air atau ke luar negeri, salah satu moda transportasi yang biasa digunakan adalah pesawat. Baik itu antar kota besar maupun ke pedalaman. Selain lebih peraktis dan hemat waktu, bisa jadi pesawat lebih murah dibandingkan moda transportasi lain.

Namun penggunaan transportasi ini tergantung beberapa faktor seperti, frekuensi penerbangan, jadwal penerbangan, dan jumlah barang bawaan kita.



Kalau kita hendak menggunakan jasa pesawat terbang selama perjalanan kita, pastikan kita tahu maskapai apa saja yang melayani penerbangan dari dan ke, jadwal terbang, harga tiket dan berapa maksimal berat barang bawaan yang diperkenankan dimasukan dalam bagasi. Kita juga harus buat plan B, bila rute kembali tidak ada pesawat atau full book, kita harus kemana dulu, apakah tetap naik pesawat, atau jalan darat kemudian lanjut naik pesawat, dan apakah uang kita cukup untuk tiket, akomodasi dan transportasi dalam keadaan darurat (plan B).

Persiapkan juga itinerary perjalanan kita dengan baik dan rapi, kita harus tahu persis kapan kita berangkat dan kapan kita pulang, pastikan itu dan kemudian booking tiket pesawat untuk pergi dan pulang. Karena kalau kita pesan tike berangkat saja (one way ticket), bisa jadi kita akan kesulitan untuk dapat tiket pulang karena full book atau harga tiket pulang sudah melambung tinggi L

Bila kita memesan tiket pulang. Pastikan bila sampai di tujuan untuk melaporkan tiket pulang kita ke kantor maskapai atau agen tiket terdekat. Ini untuk memastikan tiket dalam status ok dan ada seat untuk kita. Jangan sampai disaat hari keberangkatan, karena belum melapor, status kita tidak ok dan kita tidak bisa berangkat pada hari itu. Demikian pula bila ada perubahan jadwal kepulangan kita, lapor jauh hari sebelumnya, untuk merubah jadwal kepulangan kita.

Bepergian dengan pesawat identik dengan kepraktisan. Bawa barang bawaan seperlunya, jangan berlebih dan berat. Kecuali memang barang yang dibawa tidak bisa dikurangi dan wajib dibawa, tidak bisa di tinggalkan, tinggal siapkan saja uang banyak untuk kelebihan bagasi.

Pilah mana barang yang masuk bagasi dan yang mana masuk ke kabin. Ransel atau tas yang akan masuk kabin tidak boleh terlalu besar dan berat, beberapa maskapai dan bandara menerapkan aturan volume dan berat barang bawaan yang ketat ketika masuk kabin. Tas yang besar juga menyulitkan kita ketika akan ditaruh di tempat barang di kabin yg letaknya di atas kursi penumpang yang volumenya tidak terlalu lebar.

Pastikan barang bawaan yang masuk kabin didalamnya tidak ada benda tajam, korek api dan segala benda yang dilarang lainnya. Bagi hobi photography kadang tripod tidak boleh masuk kabin. Maka bila akan dimasukan bagasi, pastikan tripod masukan dalam kardus dan minta stiker barang pecah belah. Setelah itu berdoa tripod utuh sampai tujuan. Dari pengalaman ke Tanzania, tripond video yang di masukan dalam pipa paralon yang lebih keras dari kardus, sampai ditepat tujuan pecah, tapi tripod utuh.

Beberapa peralatan kecantikan berupa gas dalam tabung , seperti parfum dan deodorant lebih baik masukan dalam bagasi. Di beberapa bandara, kadang barang ini juga tidak lolos dan diminta ditinggalkan. Sayang kan parfum mahal harus ditinggal, jadi bawa peralatan kecantikan yang praktis dan tidak akan merepotkan kita kelak.

Seluruh peralatan elektronik seperti walkman, camera, hp, charger, tv monitor, lap top, dvd player dan sebagainya bawa ke kabin dan awasi barang ini baik-baik. Jangan masukan peralatan elektronik dalam ransel, tas, atau traveling bag ke bagasi pesawat, walau dalam keadaan terkunci sekalipun bisa hilang L

Kunci, gembok dan kasih kabel tis semua tas atau ransel yang masuk bagasi. Selain lebih aman bembol juga mencegah retseleting terbuka sendiri dan barang bawaan tumpah dan hilang. Jangan masukan benda apapun ke dalam kantong-kantong kecil yang ada di luar tas atau ransel. Karena ketika barang-barang ini dinaikan dan diturunkan, bisa jadi barang dalam kantong jatuh dan hilang.

Jangan bawa barang tentengan banyak ke bagasi, maksimal 2 tas cukup, satu besar, satu ransel/tas tangan isi dompet, hp, kamera, barang bacaan atau lainnya. Banyaknya tentengan selain merepotkan bisa jadi tercecer atau tertinggal karena lupa. Taruh dokumen penting dalam satu dompet atau tas kecil seperti tiket, KTP, paspor, kode booking, bookingan hotel, lembar alamat dan dokumen lainnya.

Datanglah ke bandara 2-3 jam untuk cek in, lebih dini kita datang ke bandara semakin baik. Siapa tahu ada teman atau barang yang ketinggalan di hotel atau mau peking ulang. Atau lupa beli oleh-oleh. Kita punya waktu banyak untuk membereskan semua, apalagi bila barang bawaan banyak.

Beberapa bandara terutama di luar negeri, sangat ketat mengawasi keluar masuk penumpang, mereka meminta kita masuk dalam x ray untuk memastikan penumpang tidak membawa barang bawaan yang dilarang. Beberapa x ray sangat sensitif, akan berbunyi bila kena ada logam di badan kita, sekecil apapun dan kita diminta melepas barang logam dari badan kita dan diminta masuk lorong x ray kembali, terus begitu hingga sama sekali tidak berbunyi.

Kadang kita disuruh melepas ikat pinggang, kaca mata, kalung, gelang dan barang logam lainnya di badan kita. Sangat sepele namun bisa jadi mengesalkan. Dari pada bete, lebih baik kalau bepergian kita tidak membawa barang gelang, kalung, ikat pinggang dan sepatu yg ada unsur logamnya. Atau masukan semua dalam tas bawaan kita. Daripada disuruh lepas, masukan dalam keranjang, terus ada yang kececer atau kelupaan….benar-benar membuat bete kan.

Bila kita akan bepergian ke suatu negara, alangkah baiknya bila kita mencari banyak informasi mengenai negara yang akan kita tuju, mengenai budayanya, adat istiadatnya, kebiasaan sehari-hari, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan sebagainya. Ada beberapa negara mewajibkan wisatawan di vaksin dahulu sebelum masuk ke negara tersebut, dan wajib membawa dokumen vaksin apa saja yang sudah dilakukan.

Seperti kalau kita ke nagara-negara di Africa sana, kita wajib di vaksin Hepatitis, Yellow Fever dan vaksin TCD (Typhus, Colera, Disentri). Lebih baik kita ikutin aturan ini daripada di negara yang kita kunjungi kita di karantina dan di suruh di vaksin dulu di negara tersebut.

Salah satu tempat yang memiliki sarana lengkap untuk vaksin adalah di Dinas Kesehatan di Bandara Halim Perdana Kusuma. Mereka sangat berpengalaman dan tahu banyak harus di vaksin apa bila datang ke negara lain. Mereka juga mengeluarkan dokumen vaksin yang dibutuhkan. Atau vaksin bisa di peroleh di rumah sakit rumah sakit besar di Jakarta.

Bila ingin masuk pedalaman Papua misalnya menemui masyarakat yang tinggal di pohon (Korowai), tinggal di pegunungan (Yali Mek), di rawa-rawa (Asmat) atau pedalaman Kalimantan ke hulu sungai Bahau, Kapuas, Mahakam dan lain sebagainya maka pilihan transportasi yang bisa digunakan adalah dengan pesawat misi milik MAF atau AMA. Mereka memiliki chopper (helicopter), cesna atau caravan.

Pesawat ini secara regular melakukan penerbangan ke pedalaman untuk melayani orang sakit, gereja atau membawa kebutuhan pokok. Kita bisa menggunakan jasa pesawat ini dengan mencarternya, tapi harus booking jauh sebelumnya, seminggu hingga satu bulan. Pesawat ini biasanya dicarter untuk drop dan jemput kita.

Yang perlu diperhatikan adalah kita tidak bisa membawa barang banyak. Misalnya peswat cesna hanya mampu mengangkut 5 penumpang termasuk pilot, dengan berat maksimal 350kg, sudah termasuk berat badan penumpang.
Setelah semua badan penumpang ditimbang, maka sisa berat untuk barang. Jadi kita benar-benar harus memilah mana yang harus dibawa dan mana yang harus ditinggal.
Selamat bepergian dengan pesawat…..jangan lupa berdoa.

Salam,

Dody Johanjaya

(Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman melakukan penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia, Malaysia, Thailand, Timur Tengah dan Africa)

sumber : http://jejakpetualang.org\
Template oleh Blog SEO Ricky - Support eva fashion store