Air terjun Lumpo terletak di balik salah satu bukit Nagari Lumpo, Kecamatan Salido, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Tanjakan terjal yang membuat kaki harus menekuk hingga 40 derajat menjadi pintu masuk ke air terjun bersusun tiga itu. Keheningan pohon bertudung lebat dipecah gemericik air sungai-sungai sepanjang perjalanan kami. Suara burung rangkong sesekali meningkahi sepi perjalanan kami.
Perjalanan tujuh kilometer menuju air terjun itu menghabiskan waktu 4-5 jam di jalan setapak, Air terjun yang terletak di Nagari (desa adat) Lumpo dalam kawasan hutan lindung TNKS itu memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan terdapat genangan air dengan luas sekitar 12 meter. Airnya bersih, didalamnya terdapat batu-batu besar.
Setiap kolam memberi kesempatan bagi pengunjung untuk berenang bersama anak-anak dan keluarga. Di sekeliling air terjun terdapat hutan yang masih subur dengan pohon-pohon yang rindang.
Keindahan alam kawasan hutan TNKS itu merupakan asset daerah dan diyakini bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat setempat jika dikelola serta dikembangkan dengan baik tanpa merusak lingkungan sekitar.
Di dalam kawasan konservasi, pohon-pohon besar seperti banio, rasak, meranti, dan medang menaungi sepanjang jalan. Sengatan matahari sama sekali tidak terasa. Tanah tampak merah, sedikit becek dan licin, seolah-olah baru satu jam lalu terguyur air.
Akar pohon yang kuat menyediakan diri sebagai pijakan kaki agar kami bisa melangkah lebih tinggi. Saat menuruni jalan, akar pohon inilah yang menjadi anak tangga.
Pelbagai tumbuhan perdu ikut membantu sebagai tumpuan mendaki lereng bukit. Tetapi, harap hati-hati juga memegang tanaman hutan karena rupanya ada yang berduri, seperti rotan manau dan rotan sago.
Lumpo, sebuah nagari di Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan. Sebuah nagari yang masih terisolir (tak ada signal), di sini terdapat air terjun yang belum terlalu banyak dikenal. Air terjunnya sangat menarik dan indah, namun karena berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Air terjun di Lumpo tidak begitu dikenal luas.
Hingga saat ini keindahan air terjun Lumpo belum digarap untuk kepentingan kepariwisataan. Bahkan air terjun yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Kampung Limau Gadang tersebut nyaris tidak tersentuh plubikasi. Karena ia terdapat di TNKS, kawasan tersebut tidak berkembang sebagaimana objek wisata lainnya.
Jika air terjun Bayang Sani terkenal dengan air terjun tujuh tingkatnya, maka pesona air terjun lumpo memiliki keistimewaan sendiri. Airnya jauh lebih jernih dan jauh dari polusi dan pencemaran, kemudian didukung pesona hutan yang masih terjaga keasriannya. Dikungkung rimba belantara, air tejun Lumpo juga sangat berpotensi sebagi objek wisata alam, wisata penelitian dan berbagai aktivitas lingkungan lainnya.
Masyarakat luar Lumpo, untuk dapat menuju kawasan ini bisa mengakses jalan dari Pasar Baru – Lumpo atau dari Salido – Lumpo. Sesampai di Lumpo, tepatnya Limau Gadang, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang lima kilo meter. Bagi penyuka alam maka perjalan menuju kawasan ini bukanlah sesuatu yang melelahkan. Sebab, mulai dari pinggir TNKS, pengunjung bisa menyisiri jalan setapak menyisiri anak sungai. Diperjalan, suasana hutan yang alami akan menjadi teman hingga tiba di lokasi air terjun
Perjalanan tujuh kilometer menuju air terjun itu menghabiskan waktu 4-5 jam di jalan setapak, Air terjun yang terletak di Nagari (desa adat) Lumpo dalam kawasan hutan lindung TNKS itu memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan terdapat genangan air dengan luas sekitar 12 meter. Airnya bersih, didalamnya terdapat batu-batu besar.
Setiap kolam memberi kesempatan bagi pengunjung untuk berenang bersama anak-anak dan keluarga. Di sekeliling air terjun terdapat hutan yang masih subur dengan pohon-pohon yang rindang.
Keindahan alam kawasan hutan TNKS itu merupakan asset daerah dan diyakini bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat setempat jika dikelola serta dikembangkan dengan baik tanpa merusak lingkungan sekitar.
Di dalam kawasan konservasi, pohon-pohon besar seperti banio, rasak, meranti, dan medang menaungi sepanjang jalan. Sengatan matahari sama sekali tidak terasa. Tanah tampak merah, sedikit becek dan licin, seolah-olah baru satu jam lalu terguyur air.
Akar pohon yang kuat menyediakan diri sebagai pijakan kaki agar kami bisa melangkah lebih tinggi. Saat menuruni jalan, akar pohon inilah yang menjadi anak tangga.
Pelbagai tumbuhan perdu ikut membantu sebagai tumpuan mendaki lereng bukit. Tetapi, harap hati-hati juga memegang tanaman hutan karena rupanya ada yang berduri, seperti rotan manau dan rotan sago.
Lumpo, sebuah nagari di Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan. Sebuah nagari yang masih terisolir (tak ada signal), di sini terdapat air terjun yang belum terlalu banyak dikenal. Air terjunnya sangat menarik dan indah, namun karena berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Air terjun di Lumpo tidak begitu dikenal luas.
Hingga saat ini keindahan air terjun Lumpo belum digarap untuk kepentingan kepariwisataan. Bahkan air terjun yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Kampung Limau Gadang tersebut nyaris tidak tersentuh plubikasi. Karena ia terdapat di TNKS, kawasan tersebut tidak berkembang sebagaimana objek wisata lainnya.
Jika air terjun Bayang Sani terkenal dengan air terjun tujuh tingkatnya, maka pesona air terjun lumpo memiliki keistimewaan sendiri. Airnya jauh lebih jernih dan jauh dari polusi dan pencemaran, kemudian didukung pesona hutan yang masih terjaga keasriannya. Dikungkung rimba belantara, air tejun Lumpo juga sangat berpotensi sebagi objek wisata alam, wisata penelitian dan berbagai aktivitas lingkungan lainnya.
Masyarakat luar Lumpo, untuk dapat menuju kawasan ini bisa mengakses jalan dari Pasar Baru – Lumpo atau dari Salido – Lumpo. Sesampai di Lumpo, tepatnya Limau Gadang, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang lima kilo meter. Bagi penyuka alam maka perjalan menuju kawasan ini bukanlah sesuatu yang melelahkan. Sebab, mulai dari pinggir TNKS, pengunjung bisa menyisiri jalan setapak menyisiri anak sungai. Diperjalan, suasana hutan yang alami akan menjadi teman hingga tiba di lokasi air terjun
Air terjun Lumpo terletak di balik salah satu bukit Nagari Lumpo, Kecamatan Salido, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Tanjakan terjal yang membuat kaki harus menekuk hingga 40 derajat menjadi pintu masuk ke air terjun bersusun tiga itu. Keheningan pohon bertudung lebat dipecah gemericik air sungai-sungai sepanjang perjalanan kami. Suara burung rangkong sesekali meningkahi sepi perjalanan kami.
Perjalanan tujuh kilometer menuju air terjun itu menghabiskan waktu 4-5 jam di jalan setapak, Air terjun yang terletak di Nagari (desa adat) Lumpo dalam kawasan hutan lindung TNKS itu memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan terdapat genangan air dengan luas sekitar 12 meter. Airnya bersih, didalamnya terdapat batu-batu besar.
Setiap kolam memberi kesempatan bagi pengunjung untuk berenang bersama anak-anak dan keluarga. Di sekeliling air terjun terdapat hutan yang masih subur dengan pohon-pohon yang rindang.
Keindahan alam kawasan hutan TNKS itu merupakan asset daerah dan diyakini bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat setempat jika dikelola serta dikembangkan dengan baik tanpa merusak lingkungan sekitar.
Di dalam kawasan konservasi, pohon-pohon besar seperti banio, rasak, meranti, dan medang menaungi sepanjang jalan. Sengatan matahari sama sekali tidak terasa. Tanah tampak merah, sedikit becek dan licin, seolah-olah baru satu jam lalu terguyur air.
Akar pohon yang kuat menyediakan diri sebagai pijakan kaki agar kami bisa melangkah lebih tinggi. Saat menuruni jalan, akar pohon inilah yang menjadi anak tangga.
Pelbagai tumbuhan perdu ikut membantu sebagai tumpuan mendaki lereng bukit. Tetapi, harap hati-hati juga memegang tanaman hutan karena rupanya ada yang berduri, seperti rotan manau dan rotan sago.
Lumpo, sebuah nagari di Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan. Sebuah nagari yang masih terisolir (tak ada signal), di sini terdapat air terjun yang belum terlalu banyak dikenal. Air terjunnya sangat menarik dan indah, namun karena berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Air terjun di Lumpo tidak begitu dikenal luas.
Hingga saat ini keindahan air terjun Lumpo belum digarap untuk kepentingan kepariwisataan. Bahkan air terjun yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Kampung Limau Gadang tersebut nyaris tidak tersentuh plubikasi. Karena ia terdapat di TNKS, kawasan tersebut tidak berkembang sebagaimana objek wisata lainnya.
Jika air terjun Bayang Sani terkenal dengan air terjun tujuh tingkatnya, maka pesona air terjun lumpo memiliki keistimewaan sendiri. Airnya jauh lebih jernih dan jauh dari polusi dan pencemaran, kemudian didukung pesona hutan yang masih terjaga keasriannya. Dikungkung rimba belantara, air tejun Lumpo juga sangat berpotensi sebagi objek wisata alam, wisata penelitian dan berbagai aktivitas lingkungan lainnya.
Masyarakat luar Lumpo, untuk dapat menuju kawasan ini bisa mengakses jalan dari Pasar Baru – Lumpo atau dari Salido – Lumpo. Sesampai di Lumpo, tepatnya Limau Gadang, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang lima kilo meter. Bagi penyuka alam maka perjalan menuju kawasan ini bukanlah sesuatu yang melelahkan. Sebab, mulai dari pinggir TNKS, pengunjung bisa menyisiri jalan setapak menyisiri anak sungai. Diperjalan, suasana hutan yang alami akan menjadi teman hingga tiba di lokasi air terjun
Perjalanan tujuh kilometer menuju air terjun itu menghabiskan waktu 4-5 jam di jalan setapak, Air terjun yang terletak di Nagari (desa adat) Lumpo dalam kawasan hutan lindung TNKS itu memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan terdapat genangan air dengan luas sekitar 12 meter. Airnya bersih, didalamnya terdapat batu-batu besar.
Setiap kolam memberi kesempatan bagi pengunjung untuk berenang bersama anak-anak dan keluarga. Di sekeliling air terjun terdapat hutan yang masih subur dengan pohon-pohon yang rindang.
Keindahan alam kawasan hutan TNKS itu merupakan asset daerah dan diyakini bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat setempat jika dikelola serta dikembangkan dengan baik tanpa merusak lingkungan sekitar.
Di dalam kawasan konservasi, pohon-pohon besar seperti banio, rasak, meranti, dan medang menaungi sepanjang jalan. Sengatan matahari sama sekali tidak terasa. Tanah tampak merah, sedikit becek dan licin, seolah-olah baru satu jam lalu terguyur air.
Akar pohon yang kuat menyediakan diri sebagai pijakan kaki agar kami bisa melangkah lebih tinggi. Saat menuruni jalan, akar pohon inilah yang menjadi anak tangga.
Pelbagai tumbuhan perdu ikut membantu sebagai tumpuan mendaki lereng bukit. Tetapi, harap hati-hati juga memegang tanaman hutan karena rupanya ada yang berduri, seperti rotan manau dan rotan sago.
Lumpo, sebuah nagari di Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan. Sebuah nagari yang masih terisolir (tak ada signal), di sini terdapat air terjun yang belum terlalu banyak dikenal. Air terjunnya sangat menarik dan indah, namun karena berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Air terjun di Lumpo tidak begitu dikenal luas.
Hingga saat ini keindahan air terjun Lumpo belum digarap untuk kepentingan kepariwisataan. Bahkan air terjun yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Kampung Limau Gadang tersebut nyaris tidak tersentuh plubikasi. Karena ia terdapat di TNKS, kawasan tersebut tidak berkembang sebagaimana objek wisata lainnya.
Jika air terjun Bayang Sani terkenal dengan air terjun tujuh tingkatnya, maka pesona air terjun lumpo memiliki keistimewaan sendiri. Airnya jauh lebih jernih dan jauh dari polusi dan pencemaran, kemudian didukung pesona hutan yang masih terjaga keasriannya. Dikungkung rimba belantara, air tejun Lumpo juga sangat berpotensi sebagi objek wisata alam, wisata penelitian dan berbagai aktivitas lingkungan lainnya.
Masyarakat luar Lumpo, untuk dapat menuju kawasan ini bisa mengakses jalan dari Pasar Baru – Lumpo atau dari Salido – Lumpo. Sesampai di Lumpo, tepatnya Limau Gadang, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang lima kilo meter. Bagi penyuka alam maka perjalan menuju kawasan ini bukanlah sesuatu yang melelahkan. Sebab, mulai dari pinggir TNKS, pengunjung bisa menyisiri jalan setapak menyisiri anak sungai. Diperjalan, suasana hutan yang alami akan menjadi teman hingga tiba di lokasi air terjun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar